Nur yang Tak Pernah Padam

"Sebuah Surat Cinta dari Tuhan"

KETIKA Dunia Terlalu Bising, Allah Memanggilmu dalam Sunyi …

"Wahai hamba-Ku..." Jika engkau membaca ini, ketahuilah: ini bukan sekadar halaman. Ini bukan kebetulan. Ini adalah panggilan lembut dari-Ku.

Panggilan yang telah lama kau dengar dalam lirih hatimu, dalam gelisah malammu, dalam sunyi yang tak bisa kau jelaskan.

Tapi mungkin kau terlalu sibuk… terlalu lelah… hingga tak sempat menjawabnya.

Aku tahu. Hidup ini kadang melelahkan.

Kau menanggung terlalu banyak, terlalu lama, dan terlalu dalam. Dunia berlari cepat, dan orang-orang datang dan pergi sementara hatimu masih membawa beban yang bahkan tak sempat kau namai.

Kadang kau tersenyum, tapi hanya wajahmu yang tersenyum.

Kadang kau berkata “ aku baik-baik saja ”, padahal jiwamu sudah lama ingin menangis.

Maka hari ini, biarkan Aku menyapamu…

Bukan untuk menghakimi. Tapi untuk memelukmu.

Dengan Nur-Ku. Cahaya-Ku. Kasih-Ku.

Aku adalah Al-Latif Tuhan yang Maha Lembut.

Dan hari ini, Aku sedang menyusup masuk… ke ruang paling sunyi dalam jiwamu.

Tempat yang bahkan tak pernah kau izinkan siapa pun melihatnya. Tempat di mana semua luka ditumpuk, semua keraguan dibiarkan tumbuh. Dan di situlah Aku menyalakan pelita.

Sebab sejauh apa pun kau melangkah, Nur-Ku tak pernah padam.

Ia tetap menyala. Meskipun kau lupa, Ia tetap menunggu.  Seperti lentera kecil yang setia berdiri di ujung jalan pulangmu. Ia tidak pernah pergi, bahkan saat kau merasa tak pantas kembali.

Jangan pikir Aku seperti manusia yang mencintaimu hanya saat kau sempurna.

Aku mencintaimu, bahkan saat kau merasa tidak layak dicintai.

Aku mencintaimu bukan karena siapa kau hari ini, tapi karena Aku tahu siapa kau sebenarnya.

Aku tahu siapa engkau sebelum dunia mengaburkan cahaya itu.

Maka duduklah sebentar. Tarik napas dalam.

Sebut satu saja dari Nama-Ku, dan kau akan tahu bahwa Aku tak pernah pergi.

Aku masih di sini. Di dalam hatimu. Di antara air matamu.

Di setiap dzikir yang tak sempat selesai kau ucapkan.

Dan hari ini, Aku ingin kau tahu satu hal:

"Cahaya-Ku tidak menunggu kesempurnaanmu. Ia hanya menunggu kejujuranmu untuk kembali."

Dari Dia yang memancarkan Cahaya Al Latif dalam jiwa-jiwa yang merintih. (*)

AHQNews, 22 Jun 2025

Renungan Malam

Al-Basiṭh - Dia Yang Melapangkan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini aku membuka fitur kotak Asmaul Husna di aplikasi AHQ. Dan dari ketentuan-Nya yang halus dan penuh hikmah, Allah mempertemukanku dengan kotak nomor 21 Nama suci yang lembut namun kuat:

Al-Basiṭh, Dia Yang Maha Melapangkan .

Dalam hidup yang sering terasa sempit oleh waktu, oleh beban pikiran, oleh ujian yang tak berhenti, Nama ini hadir bagaikan nafas panjang yang menenangkan.

Al-Basiṭ adalah Dia yang mampu melapangkan dada tanpa menjelaskan sebabnya.

Yang mampu membukakan jalan tanpa harus menyingkirkan temboknya.

Dia melapangkan hati, meluaskan rezeki, dan menjadikan sesak berubah menjadi damai… bukan karena dunia berubah, tapi karena jiwa kita ditenangkan oleh-Nya.

Doa Hari Ini: Dalam Kelapangan Al-Basiṭ

"Yaa Al-Basiṭ, Wahai Dzat Yang Maha Melapangkan,
Di hadapan-Mu aku datang dengan beban yang tak selalu bisa kusebutkan, Tapi Engkau tahu… mana yang mengganjal di hati, dan mana yang menyumbat jalan rezeki. Lapangkanlah ya Rabb, dadaku dari sempitnya kecemasan, hatiku dari gelisah yang berulang, langkahku dari jalan yang buntu.  Jika hidup hari ini terasa sempit, luaskanlah dengan kasih-Mu. Jika aku kehilangan arah, bentangkanlah jalan-Mu yang lurus dan penuh cahaya."

"Yaa Allah, Jadikan hatiku seluas rahmat-Mu, dan hidupku selembut kasih sayang-Mu. Agar dalam sempit pun aku masih mampu bersyukur, dan dalam lapang, aku tak lupa kepada-Mu."  Aamiin yaa Mujibas Sa’ilin. (*)

Amin, yaa Rabbal Aalamiin.

AHQNews, 25 Jun 2025

Saat Segalanya Terasa Berat,
Namun Solusi Tak Kunjung Tiba

Pada titik tertentu dalam hidup, seseorang bisa merasa seolah sedang memikul beban yang begitu berat. Masalah di rumah, tekanan pekerjaan, hubungan yang mulai renggang, hingga pertanyaan-pertanyaan dalam diri yang belum menemukan jawabannya—semuanya berkumpul menjadi satu, membuat dada terasa sesak.

Di tengah situasi tersebut, reaksi yang paling umum adalah kepanikan. Berusaha mencari jalan keluar secepat mungkin, bertanya ke banyak orang, menonton berbagai konten motivasi, dan menggali jawaban dari luar. Namun anehnya, semakin dicari, solusi itu justru terasa semakin jauh.

Padahal, ada satu kunci yang kerap dilupakan: tenangkan hati terlebih dahulu. Bukan berarti menyerah, melainkan menata ulang batin agar lebih hening dan siap menerima petunjuk. Sebab, dalam ketenangan itulah sering kali Allah menyampaikan isyarat-Nya.

"Solusi tidak datang kepada hati yang gaduh, melainkan kepada jiwa yang tenang dan pasrah."

Dalam momen seperti ini, Asmaul Husna As-Sabur — Yang Maha Sabar — menjadi cahaya yang menerangi. Ia mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, menarik napas panjang, dan percaya bahwa segala sesuatu akan datang pada waktunya, asalkan hati kita tenang dan percaya.

Refleksi Hari Ini

Barangkali, solusi belum datang bukan karena kurangnya usaha, melainkan karena hati kita belum cukup tenang untuk mampu melihat dan menerima jawabannya. (*)

AHQNews, 22 Jun 2025

Ketika Doa Sudah Dipanjatkan,
Tapi Jawaban Belum Juga Datang

Ada saat di mana seseorang merasa telah melakukan segalanya. Ia telah berdoa setiap malam, bangun dalam sujud panjang, dan bahkan menangis memohon agar hidupnya berubah. Namun, hari-hari terus berjalan, dan keadaan tampak sama. Tak ada tanda-tanda keajaiban. Tak ada perubahan yang bisa dirasakan.

Dalam keadaan seperti ini, banyak orang mulai bertanya-tanya dalam hati:
"Apakah Allah benar-benar mendengarku?"
"Apakah aku tidak cukup dekat untuk didengar?"

Padahal, yang sering luput disadari adalah bahwa doa bukan sekadar tentang permintaan—tetapi juga tentang proses menata hati. Doa mengajarkan ketekunan, keyakinan, dan kesabaran dalam menghadapi waktu yang tak pasti. Bisa jadi, bukan doanya yang belum terkabul. Bisa jadi, jiwa kita yang belum siap menerima jawabannya.

"Allah tidak pernah menunda jawaban. Ia hanya sedang menyiapkan hati yang lebih layak untuk menerimanya."

Dalam situasi ini, Al-Mujib — Asmaul Husna yang berarti Yang Maha Mengabulkan — menjadi pegangan jiwa. Ia bukan hanya mengabulkan permintaan, tetapi juga membentuk batin yang kuat, agar ketika jawaban datang, hati tidak lagi rapuh, dan jiwa tidak lagi tergesa.

Refleksi Hari Ini

Jangan hanya menunggu doa dijawab. Tanyakan juga pada diri sendiri: Apakah aku sudah cukup tenang dan sabar untuk memahami cara Allah menjawabnya? (*)

AHQNews, 23 Jun 2025

Asmaul Husna Sebagai Sarana Menata Ulang Ladang Memori

MENGAPA Asmaul Husna layak disebut arsitek cahaya? Sebab, ia tidak hanya memberi makna, tetapi juga menata ulang ladang memori yang pernah porak-poranda oleh trauma dan dunia.

Setiap nama-Nya bagaikan cetakan suci yang mengubah reruntuhan luka menjadi taman ketenangan. Manusia adalah makhluk pengingat, tapi bukan sembarang pengingat. Di balik jutaan kenangan yang tersimpan, ada ruh yang sedang mencari makna, dan ada Tuhan yang sedang memberi tanda.

Maka siapa pun yang bersungguh-sungguh berdzikir, sejatinya sedang membangun rumah spiritualnya sendiri dimulai dari dalam otak, dan meluas hingga ke seluruh keberadaannya. (*)

AHQNews, 28 Jun 2025

Filsafat Ruhani Dalam Kesadaran Tertinggi Tentang Tuhan.

FILSAFAT ruhani Islam memandang bahwa kesadaran tertinggi bukan hanya berpikir tentang Tuhan. Berpikir adalah permulaan, tapi tidak cukup untuk menyentuh kedalaman-Nya. Sebab akal bisa berdiri di tepi lautan, namun hanya dzikir yang mampu menyelam ke dasarnya.

Dalam dzikir , Tuhan tidak hanya dipahami tetapi dihidupi dalam setiap denyut, dalam setiap napas yang tertambat pada Nama-Nya.

Dzikir adalah jembatan halus antara jiwa dan Nur-Nya. Ia menghubungkan bagian terdalam dari diri manusia dengan sumber keabadian yang tak pernah padam.

Pada saat akal menemui batasnya, dzikir justru mengantarkan jiwa melampaui batas itu menuju rasa yang tak bisa dilukiskan, menuju pengalaman ruhani yang melampaui logika.

Dzikir menyatukan yang lemah dengan Yang Maha Kuat. Ia menyambungkan tubuh yang fana dengan takdir yang abadi.

Dalam dzikir , manusia kembali menjadi hamba sejati: tidak sombong dengan ilmunya, tidak terjatuh oleh kelemahannya, tetapi terhubung secara utuh dengan Cahaya yang menguatkan segalanya.

Inilah titik tertinggi dari kesadaran: bukan sekadar mengetahui bahwa Tuhan ada, tapi mengalami hadir-Nya di dalam dada. (*)

AHQNews, 28 Jun 2025

Asmaul Husna adalah Arsitek Ruhani

SETIAP NamaNya membawa pola cahaya yang mampu menata ulang ruang-ruang batin yang retak.

Dan, dzikir bukan sekadar lantunan lisan Ia adalah tangan-Nya yang tak terlihat, yang dengan lembut membentuk ulang pikiran, menata ulang persepsi, dan menyembuhkan simpul-simpul jiwa yang kusut.

Dalam pengulangan dzikir yang khusyuk, sesungguhnya otak sedang dilatih untuk membuka jalur baru: jalur menuju kedamaian, kesadaran, dan cinta ilahi.

Trauma, jika diberi cahaya, tidak lagi menjadi luka yang menghancurkan, Ia berubah menjadi pintu pertumbuhan. Setiap pengalaman pahit, jika dibasuh oleh NamaNya, bisa menjadi taman tempat iman bertunas, bukan dengan menghapus ingatan itu, tapi dengan menyucikannya, mengganti maknanya, dan menyematkan hikmah yang lebih tinggi dari sekadar derita.

Maka, jangan biarkan ingatanmu ditata oleh dunia yang bising dan fana. Biarkan NamaNya yang Suci menjadi pelukis ulang struktur otakmu. Sebab, siapa yang membiarkan pikirannya disucikan oleh dzikir akan memiliki memori yang bukan hanya kuat secara neurologis, tetapi juga suci secara ruhani.

Dan dari situlah, benih iman bertumbuh tenang, kokoh, dan mengakar menuju cahaya. (*)

AHQNews, 1 Juli 2025f

Ar-Rasyid Yang Maha Pandai

Bismillahirrahmanirrahim.

HARI ini aku membuka fitur Kotak Asmaul Husna di APP AHQ. Dan, Allah menuntunku pada kotak nomor 98 yang memuat Asma-Nya yang agung: Ar-Rasyid, Dia Yang Maha Pandai, Maha Bijaksana, dan Maha Tepat dalam setiap bimbingan-Nya.

Dalam dunia yang penuh persimpangan, di mana logika sering kalah oleh rasa gelisah, dan langkah mudah tersesat oleh gemerlap semu, Asma ini datang bagaikan pelita di malam gelap. Ar-Rasyid, dzat yang tak hanya memberi petunjuk, tetapi membimbing dengan kelembutan dan kecerdasan ilahiah.

Karena petunjuk dariNya bukan hanya menjelaskan arah, tetapi juga menata hati agar tenang dalam melangkah.

Doa Hari Ini: Dalam Bimbingan Ar-Rasyid

“Ya Ar-Rasyid, Wahai Dzat Yang Maha Pandai Membimbing,

Pada hari yang baru ini, aku menyerahkan diriku dalam tuntunanMu.

Aku lemah dalam memilih, sering ragu dalam melangkah, tapi aku yakin, Engkau tak pernah salah menuntun.

Lapangkanlah jalanku ya Rabb, bimbinglah setiap keputusanku dengan kebijaksanaanMu, dan tuntun aku menuju kehidupan yang Engkau ridhai. Jika hatiku bimbang, teguhkanlah. Jika pikiranku kusut, jernihkanlah. Jika aku menghadapi keraguan, tumbuhkan keyakinan yang lahir dari cahaya petunjukMu.

Ya Allah, Jadikan aku hamba yang berpikir jernih, yang bertindak dengan hikmah, dan yang berserah dengan cerdas kepada-Mu, karena Engkaulah Yang Maha Pandai, yang tak pernah meninggalkan hamba yang tulus mencari arah.”

Amin, Ya Mujibas Sa'ilin ya Rabbal ‘Alamin.

Buka hatimu untuk petunjuk-Nya hari ini.

AHQNews, 2 Juli 2025

Doa Hari Ini

Dalam Kesejukan Al-Quddus

Ya Allah Ya Al-Quddus, Wahai Dzat Yang Maha Suci,

Sucikanlah hatiku dari gelapnya prasangka, Sucikan niatku dari motif-motif duniawi, Sucikan langkahku dari arah yang menjauhkan diri dari-Mu.

Hari ini aku ingin berjalan lebih ringan, Tanpa beban yang tidak perlu, Tanpa luka yang terus kubawa dari masa lalu.

Ya Allah, Ya Quddus

Lapangkan jalanku dengan kesucian rahmat-Mu, Permudah urusanku dengan kejernihan petunjuk-Mu,

Dan jernihkan jiwaku agar layak menerima cahayaMu. Jika aku harus menghadapi ujian, jadikanlah itu sebagai pembersih, bukan sebagai beban yang menjatuhkan.

Dan. jika Engkau kehendaki, angkatlah aku menjadi hamba yang mampu membawa kedamaian, karena hatinya telah dibasuh oleh Nama-Mu yang Maha Suci. (*)

Amīn, ya Rabbal Alamin.

Temukan kesucian yang menenteramkan lewat Nama-Nya hari ini.

AHQNews, 3 Juli 2025

Doa Hari Ini

Dalam Naungan As-Salam

Ya Allah Ya As-Salam, Wahai Dzat Yang Maha Memberi Kedamaian, Hari ini aku memohon agar hidupku Engkau lapangkan, jalan-jalanku Engkau selamatkan, dan hatiku Engkau teduhkan dari badai dunia.

Jika hari ini aku memikul beban yang tak terlihat, ringankanlah dengan rahmat-Mu. Jika pikiranku sesak oleh kekhawatiran, luaskanlah dengan ketenangan dari sisi-Mu.

Ya Allah, Jadikan aku jiwa yang damai dalam ketaatan, yang tenang dalam ikhtiar, dan yang selamat dalam segala urusan dunia dan akhirat.

Tanamkan damai-Mu dalam batinku, Agar aku mampu menebar ketenangan pada dunia di sekitarku. Karena aku tahu, hanya Engkaulah satu-satunya sumber keselamatan yang sejati.

Amin, ya Rabbal ‘Alamin.

AHQNews, 11 Juli 2025

Sadari Perasaan dan Pikiran Negatif yang Sedang Dominan

Asmaul Husna Pendamping: Al-Kabir (Yang Maha Besar)

Sering kali kita menginginkan perubahan, tapi melompati satu hal paling mendasar: menyadari apa yang sedang kita rasakan. Banyak orang sibuk memperbaiki hidup, tanpa benar-benar hadir dalam rasa yang mereka alami.

Mereka berlari dari kecewa, menyangkal marah, menyembunyikan cemas, padahal jalan keluar sejati bukan menghindar, tapi menghadirkan rasa dalam cahaya kesadaran.

Langkah pertama dalam mind shifting ruhani bukan tentang berpikir positif.

Tapi tentang jujur pada kondisi batin . Apa rasa yang sedang dominan? Sedih, takut, iri, lelah, kosong? Tak perlu disensor. Biarkan ia muncul ke permukaan.

Sebab hanya rasa yang diakui, yang bisa diubahkan. Yang tak disadari, akan terus diam-diam mengarahkan hidup kita.

Allah mengajarkan bahwa diri ini adalah ladang tempat segala benih rasa bertumbuh. dan dalam ladang itu, ada satu sinar agung yang bisa menyinari semuanya: Al-Kabir, Yang Maha Besar.

Saat kita merasa kecil oleh tekanan hidup, Al-Kabir mengingatkan bahwa Dia lebih besar dari rasa takutmu, lebih luas dari kecewamu, dan lebih tinggi dari segala kekacauan batinmu.

Dengan menyebut Nama-Nya, kita belajar menatap rasa dengan tenang. Kita tak lagi panik saat sedih datang. Tak lagi malu saat kecewa muncul. Karena rasa bukan musuh, ia adalah tamu dari ruang dalam jiwa.

Tugas kita bukan mengusirnya, tapi menyambutnya dengan cahaya Nama-Nya agar ia berubah menjadi pelajaran, bukan beban.

Mind shifting bukan menghapus rasa negatif, tapi memasukkan cahaya tauhid ke dalam rasa itu. Saat kau menyadari kemarahanmu, lalu mengangkatnya dalam doa, saat itulah proses berubah dimulai. Proses itu bukan tentang hasil cepat. Ia seperti fajar perlahan, tapi pasti mengusir gelap .

Jangan remehkan kekuatan menyadari . Karena saat engkau sadar, engkau menjadi hamba yang hadir. Dan hamba yang hadir, adalah ladang terbuka untuk ditumbuhkan cahaya dari Allah. Maka tak perlu merasa gagal karena merasa sedih yang kau sadari, adalah jalan pulang menuju penguatan jiwa.

Langkah ini mungkin tampak sederhana, tapi inilah kunci awal perubahan batin yang sejati, sebab Nama Proses adalah Rasa dan rasa yang disentuh oleh Asmaul Husna akan menemukan bentuk tertingginya: menjadi energi pertumbuhan, penyembuhan, dan pencerahan.

Gus Salam YS

AHQNews, 13 Juli 2025